Di kotaku.
Hujan dijadikan cindera mata. Boleh kau bawa pulang. Tapi buat sendiri pelanginya.

Di kotaku.
Pelangi itu seperti gulali. Kalau mau beli. Cukup dengan senyum dari hati.

Di kotaku.
Senja itu itu seperti sofa. Aku duduk disana. Menunggumu terbenam dalam rasa.

Di kotaku.
Kabut berwarna merah muda. Aku menembusnya ketika menuju senyum darimu yang kupuja.

Di kotaku.
Bintang-bintang bertebaran di laut. Kalau mau make a wish, kau pancing saja. Pakai kail doa.

Di kotaku.
Awan jadi pohon. Aku menaikinya. Merebah pada satu rantingnya. Mencuri pandang melihatmu dari sana.

Bagaimana menurut Anda tulisan di atas. Sangat luar biasa, kan? 😀

Rahne. Itulah pemilik tulisan di atas. Yang sejak pertama kali berkenalan dengan timeline twitternya, saya langsung dibuat jatuh hati dengan kemampuannya dalam merangkai kata. Maestro kata-kata. Begitu, kalau boleh saya menyebutnya.

Ya, meskipun sejak 3 tahun yang lalu, saya hanyut dalam dunia informatika. Toh, hal itu tidak membuat saya kehilangan minat pada dunia olah-mengolah kata. Buktinya, selalu saja ada rasa takjub yang meluap-luap ketika membaca rangkaian kata-kata yang tidak lazim dan tidak biasa.

Dan karena takjub saja tidak cukup meredakan keinginan saya untuk melakukan hal yang sama. Berikut ini saya persembahkan kotaku. Dalam prespektif dan imajinasi saya tentunya. 🙂

 

Di kotaku.
Liburan itu seperti badut pesta. Kalau mau mengundangnya. Cukup dengan tawa.

Di kotaku.
Anak sekolah seperti ada aliran listriknya. Tiap kali melihatnya. Senyumku selalu menyala.

Di kotaku.
Angin seperti bintang kejora. Kalau mau melihatnya. Cukup dengan benang dan layang-layang.

Di kotaku.
Langit jadi tempat pesta. Kalau mau meramaikannya. Cukup dengan menggantungkan impianmu di atasnya.

Di kotaku.
Sepi itu seperti udara. Selalu setia menemani kita. Menggantikan teman-teman yang dulu pernah ada.

Di kotaku.
Waktu itu seperti kereta. Membawa gerbong pengalaman dan kenangan. Dengan masinis usaha dan doa. Membawa kita menuju stasiun cita-cita.

 

Itu tadi sedikit kisah tentang kotaku dan kotanya Rahne.

Kalau di kotamu, bagaimana suasananya, kawan? 🙂

Ada komentar?