Mbolang ke Kampus Tetangga

Kemarin, saya sempat ke Unair. Bukan sekadar untuk memanjakan mata. Tapi untuk menghadiri acara seminar bertajuk “Peran Pemimpin Muda dalam Pendidikan” bersama Pak Anies Baswedan (Founder Indonesia Mengajar) dan juga Mbak Najwa Shihab (Presenter acara Mata Najwa).

Dan setelah saya tiba di sana, sangat disayangkan, ternyata anak ITS yang datang nggak seberapa. Padahal di saat yang sama, anak Unesa yang kampusnya relatif lebih jauh dari kampus C Unair saja banyak yang menyempatkan diri untuk hadir di sana.

Suasana di dalam Auditorium Kampus C Unair

Saya akui, acara ini sepertinya memang kurang terpublikasikan di ITS. Karena saya sendiri pun tahu acara ini bukan dari ITS, tapi dari teman SMA saya yang kuliah di Unair. Tapi saya rasa kampus-kampus di luar Unair pun sama.

Ok lah, mungkin nggak banyak mahasiswa ITS yang berminat menjadi seorang pengajar muda setelah lulus dari ITS nantinya. Tapi ya masa nggak ada rasa penasaran sama sekali sih sama gerakan yang sangat menarik seperti ini? Padahal acara kemarin kan cukup murah dan cukup terjangkau bagi anak ITS. Dengan membayar 10 ribu rupiah saja kita sudah berkesempatan untuk bertatap muka dengan Mbak Najwa + mendapat materi dari Pak Anies + dapat snack, blocknote, dan sertifikat lagi. Murah meriah kan? πŸ˜€

Sepertinya anak ITS sudah terlalu sibuk dengan dunianya dan tugas-tugas kuliahnya. -__-“

 

Selama acara berlangsung, saya sempat kecewa karena soundnya nggak jelas. Dan setelah acara berjalan sekitar 1 jam lebih, akhirnya saya bisa menyimak penjelasan Pak Anies Baswedan dengan seksama setelah diajak dekNada mencari tempat yang strategis, yakni di dekat sound system. πŸ˜€

Dan siapa sangka, pindah tempat duduk di belakang sound system ternyata bisa membawa rezeki juga. Khususnya bagi dekNada, yang akhirnya bisa bertanya dan mendapat souvenir berupa Poloshirt dari Metro TV dan beberapa souvenir lain dari Indonesia Mengajar. Selamat Nad. πŸ™‚

 

Oh iya, meskipun disebutkan bahwa acara kali ini adalah seminar. Tapi entah karena pematerinya adalah founder gerakan Indonesia Mengajar. Sehingga dalam pelaksanaannya, materi yang diberikan lebih banyak tentang gerakan Indonesia Mengajar. Baik itu asal usulnya, perjalanannya, maupun rencana pengembangan ke depannya.

Berdasarkan penjelasan Pak Anies, gerakan Indonesia Mengajar ini mempunyai 2 tujuan utama. Yakni, untuk membantu meningkatkan pemerataan pendidikan di daerah pedalaman. Dan juga untuk memberikan pengalaman kepada para pengajar muda tentang bagaimana rasanya berada di tengah-tengah masyarakat terpencil.

Karena menurut analisis beliau, salah satu penyebab tidak majunya Indonesia adalah karena kebanyakan orang-orang yang berwawasan luas dan berpendidikan tinggi itu tidak paham bagaimana kondisi bangsanya sendiri. Padahal di sisi lain, mereka adalah orang-orang yang diharapkan bisa menyelesaikan permasalahan yang dihadapi bangsa ini.

Bagaimana mungkin bisa menyelesaikan masalah kalau kita sendiri tidak tahu masalahnya, bukan begitu kawan? πŸ™‚

 

Setelah Pak Anies selesai memberikan materi. Tibalah saatnya Mbak Najwa untuk membuka sesi tanya jawab bagipara peserta seminar yang (katanya sih) berjumlah 4500 orang. Dan dari semua pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta, ada 2 pertanyaan yang cukup menarik perhatian saya.

 

Pertanyaan pertama,

“Apa hal paling sulit yang biasa dihadapi oleh pengajar muda selama di lapangan?”

 

Hal paling sulit bagi pengajar muda adalah ketika keberadaan mereka dianggap biasa oleh masyarakat setempat. Karena faktanya, seringkali para pengajar muda itu memang dipandang sebelah mata oleh masyarakat setempat. Dan itulah tantangan terberat seorang pengajar muda, mengubah paradigma dan meyakinkan masyarakat setempat bahwa pendidikan adalah suatu hal yang penting,” jawab Pak Anies meyakinkan.

 

Pertanyaan kedua,

“Berdasarkan informasi yang saya terima, jumlah pengajar muda kan hanya sekitar 51 sampai 69 kan pak, padahal jumlah pendaftarnya ribuan. Lantas, bagaimana jika orang-orang yang tidak terpilih tersebut akhirnya malah sakit hati dan tidak punya obsesi untuk menjadi pengajar lagi?”

 

“Saya akui. Itu memang salah satu masalah yang saya khawatirkan muncul di lapangan. Tapi saya yakin, jika orang tersebut sudah mendaftarkan diri untuk menjadi pengajar muda, pasti dia punya perhatian lebih kepada pendidikan. Untuk saat ini, kami memang belum bisa memberikan solusi atas masalah tersebut. Tapi gerakan Indonesia Mengajar ini sebenarnya memang tidak bertujuan untuk menyelesaikan semua permasalahan pendidikan di Indonesia. Karena kami yakin kami tidak akan mampu melakukannya. Indonesia Mengajar ini hanyalah salah satu upaya untuk memberikan penyadaran akan pentingnya pendidikan. Dan kami harap bukan hanya kami yangΒ  melakukan kampanye seperti ini. Dan untuk itulah program ini dinamakan Gerakan. Karena kami ingin mengajak Anda semua untuk berhenti mencaci dan mulai bergerak untuk mencari dan memberikan solusi. Dan Alhamdulillah, di beberapa tempat, sudah mulai ada gerakan-gerakan serupa. Di Makassar sudah mulai ada gerakan Makassar Mengajar. Dan beberapa waktu yang lalu, di ITB juga mulai diresmikan gerakan ITB Mengajar. Yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa ITB untuk mengajar sebelum lulus. Semoga ke depan, akan lebih banyak lagi gerakan-gerakan semacam ini,” pungkas Pak Anies.


Meski saya dan dekNada sempat pindah tempat duduk beberapa kali karena gak puas dengan soundnya yang kurang jelas. Saya akui, acara seminar “Peran Pemimpin Muda dalam Pendidikan” yang diselenggarakan oleh Unair kali ini sangat mengesankan dan juga memuaskan mata, meskipun itu nggak lama. πŸ˜€

Menjelang Akhir Acara

Demikian sekelumit kisah tentang perjalanan mbolang saya ke kampus tetangga. Semoga bermanfaat dan semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.

Selamat menunaikan hari keempat di minggu ini (Arba’ah -> Rabu). Semoga kita semua bisa menjadi orang yang memiliki perhatian lebih kepada pendidikan di negeri ini. πŸ™‚

2 responses to “Mbolang ke Kampus Tetangga”

  1. “kamu mau daftar pengajar muda setelah lulus?”
    “Mau, Pak. Tapi sekarang saya masih semester dua”
    πŸ˜€

    btw, poloshirtnya gede banget :p

    1. Haha, semangat Nad. πŸ˜€

      Kasihkan saya aja kalau gitu Nad polonya πŸ™‚ *dilempar monitor*

Ada komentar?